Sunday, November 10, 2013

Tulisan



Disini saya akan menceritakan tentang orang2 yang saya sayangi.

Bagi saya yang paling saya sayangi pertama adalah ALLAH swt,karena dialah yang telah menciptakan seluruh alam semesta ini,yang kedua adalah keluarga saya.. keluarga adalah hal terpenting dalam hidup saya. 



Saya adalah anak ke tiga dari empat bersaudara dan saya adalah anak laki-laki satu2nya.
Alhamdulilah kami hidup dalam sebuah keluarga yang harmonis dan saling menyayangi.Dalam keluarga orang yang saya sangat sayangi adalah ibu saya,karena dialah yang telah melahirkan dan merawat saya dari kecil hingga saat ini.

Dan orang terakhir yang saya sayangi adalah seorang wanita yang bernama destya.


Saya bertemu dia saat masih sma,dan alhamdulilah sampai saat ini  kami msh baik2 saja :D
Cukup sekian cerita dari saya tentang orang2 yang saya sayangi.
Sekian dan terima gaji. :D

Kalimat Turunan



Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.

Jenis imbuhan

Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:

1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.

a. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-

b. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya



2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.

a. ber-an dan ber-i

b. di-kan dan di-i

c. diper-kan dan diper-i

d. ke-an dan ke-i

e. me-kan dan me-i

f. memper-kan dan memper-i

g. pe-an dan pe-i

h. per-an dan per-i

i. se-nya

j. ter-kan dan ter-i
3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).

a. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.

b. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.

Awalan me-

Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:

1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh
meluluh, me- + makan memakan.

2. me-
mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca membaca, me- + pukul memukul*, me- + vonis memvonis, me- + fasilitas + i memfasilitasi.

3. me-
men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang mendatang, me- + tiup meniup*.

4. me-
meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis mengikis*, me- + gotong menggotong, me- + hias menghias.

5. me-
menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom mengebom, me- + tik mengetik, me- + klik mengeklik.

6. me-
meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu menyapu*.

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:

1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu
menipu, me- + sapu menyapu, me- + kira mengira.

2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi
mengklarifikasi.

3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi
mengkonversi.

Aturan khusus

Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:

1. ber- + kerja
bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar
belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa
pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati
pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
Sumber :
http://rizkyanraguta.blogspot.com/2013/10/diksi-kalimat-efektif-dan-kalimat.html
 

Kalimat Efektif


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca. Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.
            Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

Ciri-ciri kalimat efektif:

1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
· Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
· Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. · Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu
ide pokok.
· Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
· Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
· Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
· Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.

3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
· Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
· Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata.

4. KEHEMATAN KATA
o Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
o Menghilangkan pengulangan subyek o Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
o Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak

5.KESATUAN GAGASAN
o Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
o Contoh:
o Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.

6.KELOGISAN
o Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
CONTOH KALIMAT EFEKTIF
·        Pahlawan itu telah gugur.
·        Pada hari itu mereka saling bersalaman.
·        Suatu saat alam semesta akan musnah
·        Beberapa orang melarikan diri
·        Semua orang tahu bahwa air laut rasanya asin.
·        Dia datang hanya membawa belaskasihannya saja.
·        Kemarin banyak karyawan yang melakukan demonstrasi.
·        Sejak kemarin dia hanya diam saja.
·        Soal itu bagi saya kurang jelas.
 
Sumber :
http://wahyurezkianto.blogspot.com/

DIKSI


Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Fungsi dari diksi antara lain :
  • Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
  • Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
  • Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
  • Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
Macam macam hubungan makna :
  1. Sinonim
    Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
  1. Antonim.
    Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
  1. Polisemi.
    Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
  1. Hiponim.
    Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
  1. Hipernim.
    Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
  1. Homonim.
    Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
  1. Homofon.
    Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
  1. Homograf.
    Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Makna Denotasi
Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus.

Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Makna Konotasi
Kalau makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya, maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa makna konotasi adalah makna kiasan, padahal makna kiasan itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi. Makna Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase jam tangan.

Contoh:
Pak Slesh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.
Dalam ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki makna konotasi yang berarti sebenarnya disiplin. Namun makna ini hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantoran atau semacamnya yang berpacu dengan waktu. Dalam contoh diatas, Jam Tangan memiliki Makna Konotasi Positif karena sifatnya memuji
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi positif  merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.