Manusia dan Kebudayaan.
1. Manusia (Human)
• Manusia sebagai makhluk raga dan jiwa
Atas dasar tinjauan manusia sebagai makhluk monodualisme, maka
pendidikan akan menyelaraskan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan baik yang
menyangkut kebutuhan-kebutuhan jasmaniah maupun kebutuhan rohaniah
dipenuhinya secara selaras dan seimbang. Selaras dan seimbang dalam arti
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah/hewaniah dipenuhi dengan
pertimbangan-pertimbangan benar dan salah, indah dan tidak indah, baik
dan buruk. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan ini dilaksanakan atas
dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut sehingga diharapkan orang dapat
terpenuhi kebutuhan jasmaniahnya tanpa meninggalkan
pertimbangan-pertimbangan baik atau buruknya dalam memperoleh sesuatu
untuk kepentingan jasmaniah tersebut.
• Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
Sebagai makhluk individu dan sosial manusia hendaknya saling menghargai
dan menghormati, saling memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini individu
hendaknya diperlakukan oleh kelompok sebagaimana dia memperlakukan
kelompoknya.
Pendidikan akan memberikan petunjuk/pengarahan agar di dalam hidup
manusia perlu dipenuhi kebutuhan individunya tanpa mengabaikan kebutuhan
orang lain. Sebaliknya kebutuhan kelompok dipenuhi tanpa menelantarkan
dirinya sendiri. Di samping itu di dalam hubungannya dengan orang lain
(kelompok) individu adalah punya hak dan tanggung jawab yang harus
diakui oleh kelompoknya demikian juga kelompok yang punya hak dan
tanggung jawab yang harus diakui oleh individu. Jadi kebutuhan-kebutuhan
itu ataupun perlakuan-perlakuan itu terpenuhi secara selaras dan
seimbang baik individu maupun kelompoknya.
• Ditinjau dari monodualisme pribadi berdiri sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan
Pendidikan akan menyadarkan kepada manusia bahwa apa-apa yang
direncanakan ataupun yang dicita-citakan tidak sepenuhnya berkat usaha
manusia itu sendiri tetapi Tuhan ikut menentukannya. Dengan demikian
maka pendidikan akan mendorong manusia dalam berusaha untuk mencapai
sesuatu yang disertai dengan permohonan kepada Tuhan. Jadi manusia harus
taqwa pada Tuhan.
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan suatu
kesatuan dari tujuh unsur/ dimensi yang merupakan kesatuan yang saling
terkait dan bekerja sama dalam mencapai tujuan (hidup). Ketujuh unsur
tersebut dapat dirunut sebagai berikut: Manusia sebagai makhluk yang
berdimensi raga dan berdimensi jiwa. Jiwa terdiri dari tiga hal, yaitu
cipta, rasa, dan karsa. Manusia sebagai makhluk yang berdimensi
individu dan berdimensi sosial. Manusia sebagai makhluk yang berdimensi
pribadi dan makhluk Tuhan. Ketujuh dimensi tersebut disebut sebagai
dimensi hakekat manusia.
2. Kebudayaan (Culture)
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu
masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada
masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya.
Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah
satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang
merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan
cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.
Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya dibagi menjadi 7 unsur, yaitu :
1. Unsur religius;
2. Sistem kemasyarakatan;
3. Sistem peralatan;
4. Sistem mata pencaharian hidup;
5. Sitem bahasa;
6. Sistem pengetahuan;
7. Kesenian.
Berdasarkan unsur diatas, maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud, antara lain :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, norma, peraturan
dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak,
lokasinya dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.
2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia.
Ilmu
Budaya Dasar, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari
bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin
Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan
mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih hallus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah
nilai, yaitu nilai kita sebagai homo hamanus. Untuk menjadi homo
humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping
tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan ke dalam the
humanities masih dapat di perdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan
dengan keadaan dan waktu.
Manusia
dan kesustaraan memiliki hubungan yang salung mengisi yaitu antara
sastra dan seni, sebelum mengetahui hubungan sastra dan seni kita harus
tahu apa itu sastra dan apa itu seni.
PENGERTIAN SASTRA
Ada
bermacam-macam perngertian sastra namun disini saya menjelaskan beberapa
pengertian dari sastra yang pernah diungkapkan oleh banyak orang :
Sastra adalah seni berbahasa.
Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam.
Sastra adalah ekspresi pikiran (pandangan, ide, perasaan, pemikiran) dalam
bahasa.Sastra adalah inspirasi kehidupan yanag dimateraikan dalam sebuah bentuk keindahan.
Sastra
adalah buku-buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang mendalam dan
kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk
yang mempesona.
Sastra
adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, keyakainan dalam suatu bentuk gambaran kongkret
yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
PERANAN SASTRA
Semua sektor
kehidupan, seluruh aktivitas manusia tak bisa membebaskan diri dari
bahasa. Bahkan olahraga yang jelas-jelas menitikberatkan pada aktivitas
raga, tetap saja membutuhkan bahasa dalam menumbuhkan dan mengembangkan
dirinya. Dengan cakupan yang begitu dahsyat, sastra tidak mungkin tidak
berguna. Demikianlah mahasiswa yang sedang menekuni berbagai jurusan,
akan selalu, suka tak suka berhubungan dengan sastra.
Bagaimana
dengan puisi dan prosa yang merupakan bagian dari kesusastraan (baca:
sastra yang indah). Apakah puisi dan prosa juga berguna bagi semua
mahasiswa, sehingga bukan saja jurusan bahasa dan sastra tapi juga
jurusan sosial, ekonomi dan eksakta berkepentingan mengkaji sastra? Apa
seorang yang ingin menjadi insinyur, dokter, diplomat, pengusaha,
perwira, pemimpin politik, ahli hukum, negarawan dan ulama, perlu
membaca sastra?
Kesusastraan
(prosa dan puisi) sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan.
Hanya saja karena pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga
nampak semu. Tapi dalam kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena
hidup beragam dengan mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya.
Untuk
itu memang diperlukan kesiapan: apresiasi, interpretasi dan analisis,
sehingga dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh
aspek kehidupan. Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya
berfungsi menunjukkan arti kehadiran sastra, kebetulan sangat parah di
Indonesia, sehingga kehadiran sastra semakin tenggelam hanya sebagai
hiburan.
PENGERTIAN SENI
Beberapa definisi dan pengertian kata seni:
Pengertian kata seni kita ambil dari Inggris art, yang berakar pada kata
Latin ars, yang berarti: “ketrampilan yang diperoleh melalui
pengalaman, pengamatan atau proses belajar”. Dari akar kata ini kemudian
berkembang pengertian yang diberikan oleh kamus Webster sebagai
berikut: “penggunaan ketrampilan dan imajinasi secara kreatif dalam
menghasilkan benda-benda estetis.”
(Webster’s
Collegiate Dictionary, 1973, hal.63).Pengertian lain diambil dari
bahasa Belanda kunst, yang mempunyai definisi sebagai berikut: “suatu
kesatuan secara struktural dari elemen-elemen estetis, kwalitas-kwalitas
teknis dan ekpresi simbolis, yang mempunyai arti tersendiri dan tidak
membutuhkan lagi pengesahan oleh unsur-unsur luar untuk pernyataan
dirinya”.(Winkler Prins, hal.427).Definisi seni Kamus Umum Bahasa
Indonesia:Kecakapan membuat (menciptakan) sesuatu yang elok-elok atau
indah.Sesuatu karya yang dibuat (diciptakan) dengan kecakapan yang luar
biasa seperti sanjak, lukisan,
ukiran-ukiran dan lain sebagainya.
HUBUNGAN SASTRA DAN SENI DENGAN PROSA DALAM IBD
Prosa
Prosa
adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang
tidak terikat rima dan irama.Istilah prosa banyak padanannya.
Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya
fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering
diterjemahkan
menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau
prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang
dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan
umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusastraan Indoensia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
A. Prosa lama meliputi
1. dongeng-dongeng
2. hikayat
3. sejarah
4. epos
5. cerita pelipur lara
B. prosa baru meliputi
1. cerita pendek
2. roman/novel
3. biografi
4. kisah 5. otobiografi
NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni
yang bertulan punggu cerita, mau tidak mau karya sastra (Prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawa moral, pesan atau cerita. Dengan
perkataan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang di peroleh pembaca lewat
sastra. Adapun nilai-nilai yang di peroleh pembaca lewat sastra antara
lain :
1.
Prosa Fiksi memberikan KesenanganKeistimewaan kesenangan yang diperoleh
dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalami sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan.
2. Prosa
Fiksi memberikan InformasiFiksi memberikan sejenis informasi yang tidak
terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam Novel Sering kita dapat belajar
sesuatu yang lebih dari pada sejarah atau laporan jurnalistik tentang
kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan kehidupan yang akan
dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
HUBUNGAN SASTRA DAN SENI DENGAN PUISI DALAM IBD
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas
penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan
diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya
yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar
sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu
Budaya Dasar.
1.
Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi,
metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar,
hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata
berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi
perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai
berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut
“pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin
memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan
pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang
tethatas.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk
hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui
puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati
manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai
mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara
imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang
bisa berupa :
- penderitaan atas ketidak adilan
- perjuangan untuk kekuasaan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Jadi,
hubungan sastra, seni dan ilmu budaya dasar memiliki hubungan yang
sangat erat karena budaya itu sendiri tidak luput dari tulisan-tulisan
yang dibuat menjadi sebuah seni yang bernilai budaya. Seni selalu
dikaitkan dengan budaya atau kebudayaan, sebagai contoh budaya
membantik yang ada di indonesia. Budaya membatik sudah menjadi ciri khas
budaya di indonesia dan sekarang seni membatik sudah terkenal sampai ke
luar negeri. Maka dari itu sastra, seni dan budaya atau kebudayaan
memiliki hubungan yang sangat erat dan saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya.
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Manusia adalah makluk sosial yang dalam kehidupannya tidak dapat hidup
sendiri melainkan membutuhkan bantuan orang lain,dan cinta kasih itu
menurut saya adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh semua manusia
tanpa terkecuali yang dapat muncul dengan sendirinya baik itu kepada
teman atau bahkan orang lain yang belum kita kenal sekalipun,oleh karna
itu hubungan keduanya manusia dan cinta kasih memang sangat mempunyai
keterkaitan.setiap manusia pasti mempunyai yang namanya rasa cinta kasih
kepada sesamanya melalui perasaan yang di miliki oleh manusia,dan hal
ini memang tidak bisa di pisahkan keduanya berjalan secara bersamaan,dan
juga manusia harus mempunyai rasa cinta kasih terhadap siapapun tanpa
terkecuali agar dapat tercipta kehidupan yang rukun dan damai satu
dengan yang lainnya.
Selain itu juga manusia dan cinta kasih merupakan dua hal yang sangat
penting terutama cinta kasih,coba banyangkan jika manusia tidak memiliki
cinta kasih apa yang akan terjadi???????????
Tentu dunia ini akan jadi dunia yang penuh dengan individualisme yang di
mana manusia akan hidup secara sendiri-sendiri dan mengurus urusannya
masing-masing tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya atau di
lingkungannya.hal seperti ini memang harus di cegah agar tidak terjadi
dalam kehidupan manusia agar hal seperti di atas tadi tidak terjadi dan
menjadi nyata.jadi dua hal ini manusia dan cinta kasih haruslah di
satukan dan jangan di pisahkan agar tujuan seperti yang ada di paragraph
satu dapat di nyatakan dalam kehidupan manusia dan juga dalam
lingkungannya.